![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgssEAe6OmFZWJoIULwC0YiH32qiCa08ZLZs8GqLyc0iPs0MKTnfyaAT_Va12HBVwceztpyti1sCIvcbeFXT1_mMmqEb_xjheiE6TX1NuxZFBenW1Gg1JaPDpKyaBqpfWw5yJVOjlIxhPY/s320/blimbing-legi.jpg)
Dalam
tulisan saya ini, saya ingin bercerita sesuatu. Ketika suatu pagi ,tepatnya pada
saat saya sedang dalam perjalanan menuju tempat saya bekerja. Saya melihat
sesuatu yang menarik perhatian saya.
Yaitu pohon belimbing yangmemiliki batang yang besar dan menancap kokoh
kedalam tanah serta memiliki buah yang banyak. Saat itu juga terlintas dalam
pikiran saya, bahwa kehidupan itu tak jauh berbeda dengan pertumbuhan pohon
belimbing. Mengapa
demikian ? jelas sahabat akan bertanya-tanya ?
saya mengibaratkan pohon belimbing itu adalah kita. Jika kita disuruh
memilih . anda lebih senang melihat buah yang kecil bewarna hijau (belum
matang) atau buah yang besar dan bewarna kuning (matang) ? saya yakin, kita
akan menjatuhkan pilihan yang kedua, karena buah tersebut akan sangat nikmat
bila dimakan, buah tersebut akan terasa manis dan segar karena memiliki
kandungan air yang banyak.
Apalagi dimakan pada siang
hari yang terik. Hmmmmm..... pasti kita sudah membayangkan bagaimana rasanya. Semua
orang yang menyukai buah belimbing pasti akan berkorban untuk memanjati pohon
tersebut untuk mendapatkan buah yang besar dan bewarna kuning itu. Karena
mereka ingin mersakan nikmatnya buah belimbing itu. Padahal mereka sebenarnya
dapat mengambilbuah yang kecil dan bewarna hijautanpa harus repot memnjat,namun mereka tak mengambilnya.
Tetapi buah yang besar dan bewarna kuning itu sangat tinggi sekali, sehingga mereka memutuskan untuk membatalkan niatnya mengambil buah tersebut. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan , lama kelamaan buah yang nikmat itu akhirnya membusuk dan terjatuh dari pohonnya. Bentuknya sangat tidak menarik, membayangkannya saja sudah menjijikan , apalagi harus memakannya. Buah yang nikmat kini tidak ada lagi harganya. Orang yang lalu lalang melewati pohon belimbing itu tidak satupun menghiraukannya, adapula yang menginjak-injak buah tersebut.
Tetapi buah yang besar dan bewarna kuning itu sangat tinggi sekali, sehingga mereka memutuskan untuk membatalkan niatnya mengambil buah tersebut. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan , lama kelamaan buah yang nikmat itu akhirnya membusuk dan terjatuh dari pohonnya. Bentuknya sangat tidak menarik, membayangkannya saja sudah menjijikan , apalagi harus memakannya. Buah yang nikmat kini tidak ada lagi harganya. Orang yang lalu lalang melewati pohon belimbing itu tidak satupun menghiraukannya, adapula yang menginjak-injak buah tersebut.
Begitulah
kehidupan, saat kita muda, memiliki wajah yang tampan/cantik, memiliki uang
yang banyak dan memiliki banyak teman yang menyukai kita. Seolah-olah semua itu
akan kekal dimiliki, padahal semua itu butuh waktu yang tak lama untuk mengubah
segala yang kita miliki menjadi sebaliknya. Masa muda kita akan berganti dengan
tua. Wajah rupawan kita akan berganti dengan garis-garis kerutan, uang yang
banyak tak dapat lagi dinikmati, dan teman-teman pun sudah tak memperdulikan
kita lagi.
Oleh
karena itu, seharusnya bukan kesombongan yang terus menghiasi kehidupan kita
sehari-hari. Mengapa ? karena “SEMUA ITU ADA
MASANYA” kesombongan
adalah penyakit hati yang seharusnya kita jauhi. Allah SWT yang menciptakan
kita pun membenci itu. Allah SWT lah yang pantas sombong, karena Allah SWT yang
memiliki segalanya. Semua yang kita miliki saat ini hanyalah titipan-NYA. Kita
tak akan membawa harta kita saat kita meninggal nanti. Melainkan amal baik dan
buruk yang pernah kita lakukan di dunia ini. Jadi untuk apa anda sombong ?
ingatlah “SEMUA
ITU ADA MASANYA”.....................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar